PersadaFM – Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar belum menerima laporan dampak kemarau panjang terhadap lahan pertanian. Hal itu diungkapkan Kabid Prasarana Pertanian DKPP Kabupaten Blitar Matsafi’i saat dikonfirmasi terkait hal itu.
Dia mengatakan, sampai saat ini belum menerima laporan dari petani, bahwa ada kekeringan yang menganggu lahan pertanian seperti gagal panen.
“Info dari BMKG kan kekeringan masih panjang. Turun hujan diprediksi bulan November,” ujar Matsafi’i, Kamis (5/10/2023).
Meski begitu, untuk mengantisipasi dampak kekeringan di musim kemarau, pihaknya tetap meminta petani untuk melakukan sejumlah langkah. Diantaranya memperbaiki saluran air yang ada.
Terutama saluran tersier irigasi ke lahan pertanian. Hal itu, agar jika terjadi keterbatasan, air bisa tetap dialirkan ke lahan pertanian.
Di samping itu, petani juga diminta untuk menggunakan air seperlunya di musim kemarau.
“Antisipasi kemarau panjang dari sisi prasarana pertanian kita arahkan petani untuk memperbaiki saluran yang ada . Terutama saluran tersier irigasi,” terangnya.
Dia menambahkan, di musim kemarau sebelumnya pihaknya juga tidak terlalu banyak menerima laporan dampak kekeringan.
Hanya ada beberapa laporan saja yang masuk. Utamanya dari petani di wilayah Blitar Selatan.
“Sebelumnya ada laporan saat kemarau namun tidak banyak mungkin hanya di daerah selatan. Petani kan sudah bisa menyesuaikan, terutama terkait dengan kebutuhan air, utamanya yang nanam padi beralih ke palawija saat musim kemarau,” jelasnya.
Untuk diketahui, lahan pertanian padi di Kabupaten Blitar mencapai 55 ribu hektare. Sementara di urutan kedua adalah jagung dengan total 51 ribu hektare. Kemudian kedelai 900 hektare disusul dengan tanaman holtikultura seperti cabai, melon dan semangka. (riz/red)